LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR
PERCOBAAN V
ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION
OLEH
NAMA : DINO SUHARNO
STAMBUK : F1F111055
KELOMPOK : V
ASISTEN : DIAN PERMANA, S.Si
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
A.
Tujuan
Percobaan
1. Mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi
terhadap kation dan anion.
2. Menganalisis
secara kualitatif kation dan / atau anion dalam suatu larutan campuran yg
tidak diketahui
B. Landasan Teori
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang
yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang
terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel atau contoh (Underwood,1986).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan
secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang
mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di
mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara
ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap
yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion
tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan
hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan
sisa (VI) (Anonim,2010).
Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation (Wiro, 2009)
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu
harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan
atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat
pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu
persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau
dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan.
Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation
itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto,1977).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan
penting dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau
koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan
dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama
dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada
berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis
pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah
terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar
kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat,
berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai
dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat
dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian
memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan
memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation
lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain
yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion
sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion
sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan
konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini
pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan.
Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion
sekutu tersebut (Masterton,1990).
C.
Alat
dan Bahan
a.
Alat
1. Tabung
reaksi
2.
Pipet tetes
3.
Gelas Kimia
b.
Bahan
1. AgNO3
2. HCl
3. NaOH
4. NH3
5. K2Cr2O7
6. KI
7. CuSO4
8.
FeCl3
9. [K3(Fe(CN)6)]
10. CaCl2
11. MgCl2
12. NaCl
13. H2SO4
14. Na2S2O3
15. I2
16. CH3COOHCH3
D.
Prosedur
Kerja
a. Kation
1. Golongan
I, Ag+
a.
AgNO3 (Perak Nitrat), Masukkan kedalam
tabung reaksi lalu tambahkan HCl
b.
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi
lalu tambahkan NaOH
c.
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi
lalu tambahkan NH3
d.
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi
lalu tambahkan K2Cr2O7
e.
AgNO3,
Masukkan
kedalam tabung reaksi lalu tambahkan KI
2. Golongan
II, Cu2+
a. CuSO4
(Kupri Sulfat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
b. CuSO4,
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NH3
c. CuSO4,
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan KI
3.
Golongan III, Fe3+
a. FeCl3
(Besi (III) Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
b. FeCl3,
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K3(Fe(CN)6)
4. Golongan
IV, Ca2+
a.
CaCl2 (Kalsium Klorida), Masukkan
kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K3(Fe(CN)6))
b. CaCl2
, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7
5.
Golongan V
a. MgCl2
(Magnesium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
b. Anion
a. NaCl
(Natrium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
b. KI
(Kalium Iodida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
c. KI,
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
d. [K3(Fe(CN)6)]
(Kalium ferrisianida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
e. [K3(Fe(CN)6)],
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
f. Na2S2O3
(Natrium Tiosulfat), masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan H2SO4
g. Na2S2O3,
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
h. Na2S2O3,
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
i.
Na2S2O3, Masukkan
kedalam tabung reaksi lalu tambahkan S2
E.
Hasil
Pengamatan
1. Tabel
hasil pengamatan identifikasi kation
No
|
Prosedur
|
Hasi Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Golongan I, Ag+
AgNO3+HCl→AgCl+HNO3
AgNO3+NaOH→AgOH+NaNO3
AgNO3+NH3→Ag(NH3)+NO3
2AgNO3+K2Cr2O7→Ag2Cr2O7+2KNO3
AgNO3+KI→
AgI+KNO2
Golongan
II, Cu2+
CuSO4+2NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4
CuSO4+NH3→
Cu(NH3)+SO4
CuSO4+2KI→CuI2+K2SO4
Golongan
III, Fe3+
FeCl3+3NaOH→Fe(OH)3+3NaCl
FeCl3+K3Fe(CN)6→[Fe(Fe(CN)6)]+3KCl
Golongan IV, Ca2+
CaCl2+(K3(Fe(CN)6)→Ca3(Fe(CN)6)2
CaCl2+K2Cr2O7→CaCr2O7+2KCl
Golongan V, Mg2+
MgCl2+NaOH→Mg(OH)2+NaCl
|
Endapan putih
Endapan cokelat
Endapan putih
Endapan merah cokelat
Endapan kuning
Endapan biru
Endapan hijau
Endapan putih
Endapan cokelat
Endapan hijau
Warna kuning
Warna kuning
Warna bening
|
No.
|
Prosedur
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
NaCl+AgNO3→AgCl+NaNO3
KI+AgNO3→AgI+KNO3
KI+CuSO4→CuI+KSO4
[K3(Fe(CN)6)]+AgNO3
[K3(Fe(CN)6)]+CuSO4
Na2S2O3+H2SO4→H2S+Na2SO4+SO3
Na2S2O3+AgNO3→Ag2S2O3+NaNO3
Na2S2O3+CuSO4→CuS2O3+Na2SO4
Na2S2O3+S2
|
Endapan putih
Endapan kuning
Perubahan warna
menjadi putih kekuning-kuningan dan sedikit endapan putih
Endapan orange
Endapan hijau
Tidak timbul gas dan
tidak ada endapan
Endapan putih berubah
menjadi kuning, menjadi cokelat dan akhirnya menjadi warna hitam
Warna kehijauan
menjadi bening
Memucat, dari warna
cokelat tua menjadi cokelat muda
|
F.
Pembahasan
Analisa kualitatif merupakan suatu
proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak
diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk
mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.Regensia golongan yang dipakai
untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang
digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan.
Didalam kation ada
beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I: Kation golongan ini
membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II: Kation golongan ini
bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi
dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan
golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak
bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan
kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Metode untuk mendeteksi
anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun
skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Sedangkan untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas
diantaranya :
a. Anion sederhana seperti O2,F-
atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3-
atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad,
atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti
TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion
berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam
anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat,
format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Analisis kualitatif
menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang di uraikan digunakan untuk analisis semimikro
dengan hanya modifikasi kecil.
Metode untuk mendeteksi
anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun
skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Menemukan adanya kation
dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat tunggal atau zat
majemuk lebih dari satu kation dan anion, memerlukan sistematika tertentu.
Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila berupa
zat padat atau campuran padat dan cair, perlu dicari pelarut yang sesuai.
Analisis kation dalam tiap – tiap golongan dilakukan sesuai langkah – langkah
tertentu, sehingga masing – masing kation akhirnya dapat identifikasi. Uji
kelarutan berbagai macam garam dalam air, dapat diperkirakan jenis anion yang
mungkin terdapat dalam sampel.
G.
KESIMPULAN
1. Adapun
reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion yaitu:
Golongan I :
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Golongan
II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Golongan
III: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium
sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Golongan IV :
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan
dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam.
Golongan V :
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
2. Analisa
anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui
adanya anion serta
jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara
identifikasi anion tidak begitu sistematik
seperti pada identifikasi kation.
Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan
kelarutan
garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Analisis
Anion dan Kation, http://www.scribd.com/doc/36708140/
Analisis-Anion-Dan-Kation, 9/10/2011.
Kusnandini,
2011, Identifikasi Kation, http://kusnandini.blogspot.com/2011/04/
identifikasi-kation.html, 9/10/2011.
Wiro, 2009, Analisis Kualitatif Kation dan Anion, http://wiro-pharmacy.blogspot.com/
2009/02/kuliah-analisis-kualitatif-kation-anion.html, 9/10/2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar